Ikhwan
Oleh:Tiara Sas Dhewanti
p |
agi-pagi semua keluarga sudah sibuk sendiri. Semua anggota keluarga kesiangan bangunya, karena mereka bekerja terlalu keras hingga lupa waktu, lupa diri dan lupa semuanya. Semua itu hanya berujung pada uang. Aku Letisha Azahra, sering teman ku memanggil dengan panggilan padat, singkat ra jelas, yaitu ‘Za”. Aku punya 2 kakak yang super duper guanteng, mungkin kalau kamu ketemu mereka, kamu pasti langsung falling down, e……bukan deng falling in love. Mereka berdua sekarang sedang kuliah. Kak Thio kuliah di psikologi UGM, tapi sayangnnya dia blass gak bisa ngasih aku solusi ketika aku sedang ada masalah, malah jadi tambah masalah jiika aku konsultasi dengannya. Yang kedua adalah kak Theo, dia kuliah di luar negri, maksud aku swasta. Dia kuliah di biologi UMY, tapi sayangnnya semua tanaman yang ada di rumah semua pada ancur di mutilasi oleh kak Theo. Aku sendiri sekarang bersekolah di SMA N Lentera Bakti Yogyakarta, kelas X1 IPA 2. Kedua orangtua ku sibuk di kantor. Berangkat jam setengah delapan pagi pulangnnya jam stengah sepuluh malam. Pokoknya membosankan di rumah, semua orang sibuk.
“kring….kring…”
“yeah!!!!hore….hore…” seru teman sekelasku.
Jam pelajaran berakhir. Hari yang melelahkan. Ku putuskan akan menghabiskan waktu istirahat di taman.
Udara yang sejuk, angin sepoi-sepoi menerpa muka dan jilbabku. Hijau rindang pohon-pohon di sekitar taman.
Sekonyong-konyong,
“Woi……” kejut suara yang sangat lantang.
Secepat itu aku langsung membuyarkan lamunanku.
“Hayo….nglamunin siapa? Pasti Kelvin” goda Rhene.
“Apa-apaan kamu nih, bikin jantung aja kamu nih, lain kali yang alim dikit napa?” seruku.
“Ya maaf, habis kamu…..”bantah Rhene.
“Apa…” gertakku
“Gak papa denk, atut ah… Singanya marah, eh lupakan saja, just kidd ok! Oh, ya Za tahun ini kamu mau iku organisasi apa?” kata Rhene.
“Gak tahu ah, mungkin OSIS lagi.”entengku.
Panas gerah suasana hari ini, sampai di rumah aku langsung mencopot kerudungku dan stand-up di depan TV. Tapi acara hari ini membosankan. Semua cannel acaranya sindind (sinetron gak ada endig). Begitu aja ceritanya, gak tamat-tamat, nanti si A jatuh cinta sama si B, nti si A meninggal, e…gak tahu-tahu hidup lagi, pokonya geje deh!
“tok…tok…tok…..”
Suara apa itu, kaya ada tukang, siapa yang nukang di rumah ini, kayaknya gak ada genteng bocor atau pintu rusak di rumah ini, aku telusuri dari mana suara itu berasal, dan ternyata
“Astaga….bang, apa-apaan ini?, ya ampun” jeritku.
Ternya bang Theo duduk di pojok halaman, sedang mengerjakan sesuatu.
“heh bang lagi ngapain sih? Bisa-bisa kamu kena marah mama hlo, kamboja kesayangannya mama malah kamu muilasi gitu, haduh…………..” gertakku.
“tenang nduk, ada sesuatu yang aku curigai dengan kamboja ini. Mungkin bisa buat obat kanker, kamboja ini, lumayan kan bisa bantu sesama, soal mama,kecil lah” smbong bang Theo
“orang aneh” sindirku.
Dan benar apa yang aku bilang, bang Theo dimarahin habis-habisan oleh mama,sekitar pukul setengah dua belas malam,mama ngotot suruh mbenahin kamboja kesyangannya. Tapi kayaknya bang Theo gak menggubris sedikitpun. Jelas, lelap-lelapnya dia tertidur,dibangunin oleh mama untuk dimarah-marahin. Aku tahu bang Theo yang begitu ngantuk gak akan nggubris apa yang dikata mama, dia Cuma manggut-manggut gitu. Saya sudah bilang jangan harap punya tanaman yang hidup subur di rumah kami, pasti professor Theo akan membedah tanaman itu.
************************
Ku telusuri lorong-lorong sekolah ku. Hari ini pelajaran agama,pelajaran yang sangat-sangat membosankan. Mesti mendengarkan ceramah, ngajii, hadeh…..
Sampai di kelas yang lumayan rindang, dimana di depannya ada air mancur,yang terbuat dari batu. Aku langsung disambut oleh dua orang sahabatku, Rhene dan Felixa.
“assalamualaikum ukhti,” salam Rhene.
“he….” Heranku
“di jawab napa, malah he….” Kata Rhene.
Aku masih bingung, tumben kedua sahabatku ngucap salam, biasanya waktu berjumpa denganku mereka bilang, hay bro, wats up girl, hey gan, tapi apa yang terjadi pada mereka? Tumben merek bilang assalamualikum.
“woy, pada kesurupan jiin mana nih, tumben bilang salam” sindirku
“harusnya kami yang bertanya, kamu kesurupan jiin mana? “ Tanya Felixa
Aku masih sangat-sangat bingung
“heh ada apa sih, kalian tu ya aneh banget hari ini?” gertakku
“yang aneh tu kamu, kamu kok bisa je ikut Rohis?” Tanya Rhene
“WHAT…..!!!!!” jeritku “ kok bisa, kalian tu dapat berita itu dari mana?”
“fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan”
Sungguh aku sangat bingung, aku gak perbah mendaftarkan jadi anggota Rohis, kenapa mereka bilang aku ikut?. Aku langsung nylonong masuk dalam kelas tanpa menggubris kedua sahabatku, yang telah menggila. Masuk dalam kelas , oh my god , atmosfer kelas jadi berubah drastic, jadi sangat sumpek. Apa-apaan ini, semua mata memandang aku dengan kesan penuh curiga, idih bikin risi aja nih kelas. Kayak gak pernah liat aku sebelumnya.
****************
Setelah jam berakhir, aku putuskan untuk pergi kekantin, saat di tengah pelajaran menuju kantin,hups…..” gubrak…”
Tak sengaja aku menabrak seorang siswa , semua buku yang kubawa jatuh semua,
“maaf-maaf, ya….aku keburu-buru, jadi gak lihat kalau ada anda” rengek siswa itu, setalah aku bilang ya, siswa yang berpenampilan super duper rapi, dengan rambut berpotongan seperti anak pesantrenan,berkacamata tebal ,kulitnya putih langsat, terlihat sekali kalau dia tu orang yan pinter, lansung pergi meninggalkankku, kayaknya ada sesuatu yang harus segera dia selesaikan.
Sesampai di kantin aku sudah di tunggu oleh kedua blekok yang cengar-cengir sendiri menatapku,
“ he….dab aku tu gak daftar Rohis, tappi aku tu ndaftar OSIS, O-S-I-S” jelas ku tanpa duduk di kursi.
“ mana? Wong nama mu hlo ada di papan pengumuman, Letisha Azahra, kamu sudah diterima jadi anggota Rohis dan tinggal pelantikan yang akan di laksanakan lusa” terang Rhene
“gak mungkin itu Rhene, jelas-jelas aku pilih osis, mana mungkin nyentang angket organisasi rohis?” sanggahku
“ ya mungkin saja bisa, soalnya antara baris Rohis dan Osis tu cuma atas bawah, dan dugaan ku kamu salah nyentang” lawan Felixa
“asataga….kolom Osis tu kolom yang tiga bukan?” tanyaku dengan nada memaksa
“ BUKANLAH !!!!” koor kedua sahabatku
“mampus aku, aku nyentang yang ketiga, kirain formatnya sama dengan yang tahun kemarin” keluhku
Hari demi hari aku lewati, dan akhirnya aku sudah dilantik menjadi Rohis, mau mengundurkan diri tak bisa, karena semua panitia organisasi yang ada di sekolahku sudah menutup pendaftaran dan pengunduran diri,ditambah lagi disekolahku mempunyai peraturan bahwa setiap murid harus mengikuti minimal satu organisasi. haduh,….begitu merana drirku ini(lebay dikit ya). Jujur selama ikut anggota Rohis aku tidak pernah mengitu acara-acara yang dilakukan, termasuk rapat-rapatnya.sungguh membosankan teralalu banyak acara yang dilakukan.
*****************
Hijau rindang pepohonan di sekitar taman sekolah, bangku-bangku tersusun rapi mengelilingi pusat taman, rumput-rumput yang tidak terlalu basah yang melapisi tanah taman pun mejadi tempat siswa-siswa melepaskan lelah setelah berjam-jam belajar, aku seperti biasa duduk di bangku taman dekat air mancur,
“ Zaa……aku tanya, kamu pasti kenal dia, dia anggota Rohis juga kok,” Tanya Rhene “ ya Allah Taa….dia manis banget, cakep, pintar, islami lagi”
“siapa?” segarku
“ Ginandra Za… pasti kamu kenal, itu hlo siswa kelas XI A3” lanjut Rhene
“ gak tau !!!” kataku dengan nada cuek
“ ih kamu, kalau ada cowok ganteng aja gak mau bagi-bagi informasi, kalau utang aja malah di kasih-kasihkan” rengek Rhene
“ he…. Dab , kamu tahu sendiri kan, aku tu gak pernah ikut acara Rohis, akuu Cuma ikut pelantikan doank.meneketehek Ginandra tu sapa,mbah Felix mungkin” Sergahku
“hush ngawur, mbah ku dah meninggal” protes Felixa
Ya ampun kenapa begitu aneh dengan sahabat ku Rhene, gak biasanya di jatuh cinta sama orang yang alim gitu, biasanya tu dia naksir tu anak band ato anak ips yang bandel utawi gaul. Mungkin Rhene terkena virus cinta no.12.
**************
Seminggu sekali aku perlu bertatap muka sama pak Heru, untuk konsultasi tentang makalah penelitianku. Hal itu berlangsung selama tiga bulan dan tidak sia-sia apa yang telah aku lakukan selama tiga bulan terakhir, ternyata aku lulus ke tingkat selanjutnya. Dan itu membuatku harus bertatap muka dengan pak Heru dua kali dalam seminggu. Ku tunggu pak Heru di ruang kimia, lama banget, kira-kira telah setengah jam aku menunggu tapi pak Heru tak nongol-nongol juga. Sambil menunggu pak Heru aku bermain hpku, tiba-tiba datang cowok yang berpenampilan rapi. Rambutnya tersisir rapi, wajahnya teduh, dan tidak lain adalah siswa yang menabrakku kemarin.dia duduk di depan pinggir, haduh,…kok ada ya cowok yang seperti itu, sangat santun juga. Untuk menghilangkan kejenuhan ku ajak dia bicara,
“ Maaf anda yang nabrak saya kan?, kalau boleh tahu nama anda siapa dan dari kelas berapa?” tanyaku dengan nada yang kubuat sesantun mungkin.
“ nama saya Ginandra Maulana, dari kelas XI IPA 3, kalau ukhti” jawabnya dengan anggun,
Ya ampun dia to yang bernama Ginandra, cowok yang di fans sama Rhene, pantes aja Rhene berubah jadi alim, cowok yang ditaksirnya tu penampilannya kaya gitu, alim banget. Akupun memperkenalkan diri.
“ kamu ikut Rohis kan? Tapi kenapa ukhti gak pernah iku acara-acara Rohis?” Tanya nya
“ ehm…….a…..karena aku gak punya waktu” jawabku enteng
Aku masih merahsaiakan Ginandra kepada Rhene, bahwa Ginandra tu teman sepenelitian denganku. Jujur aku masih bingung siapa dia, dan begitu alimnya dia.
Waktu menunggu pak Heru aku pergunakan untung Tanya-tanya tentang agam kepada Ginandra, kami sudah lebih sedikit akrab
“ Ginandra aku mau tanya, kenapa sih cewek tu harus pakai kerudung yang gedhe lebar seperti supermen siap terbang?kan ribet” tanyaku
“ehm….begini Zaa, sebagai wanita muslim pakai kerudung tu hukumnya wajib. Kerudung itu fungsi nya untuk menutup aurat dan agar wanita itu terjaga kehormatannya, selain itu juga untuk bisa membedakan mana wanita muslim dan mana yang bukan….bla bla bal” jelas Ginandra dengan panjang lebar
“ oh ya satu lagi, kenapa sih pergaulan antar cowok da cewek tu harus di batasi, terus bagaimana kita bisa berinteraksi, bukannya kita tu mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri?” protesku
“ Astaghfirullah Za, kita tetap bisa berinteraksi tapi ada batasan-batasanya, itu juga untuk kebaikan kita semua. Gak mungkin apa yang dilarang Al-qur’an merugikan kita, percaya deh” papar ginandra
Kupandang dia sejenak kemudian aku menunduk, aku ingin menangis, meratapi hidupku. Sudah enam belas tahun aku mersakan hidup tapi baru kali ini aku mendaptakan teguran yang sangat menyentuh hati, teguran yang sangat halus. Betapi miskin agama aku saat ini, ya Rab, terimakasih engkau telah mengingatkanku. Aku sudah diberi keluarga yang cukup berkecukupan, aku mempunyai orangtua yang telah menyediakan fasilitas lengkap untu aku, tapi apa, aku sering membantah, protes dan gak pernah bersukur kepada Allah atas rejeki yang telah diberikanNya.
****************
“kring-kring” bunyi bel
Itu menandakan pertemuakku dengan pak Heru cukup sampai disini dan dilanjutkan minggu depan.aku langsung menuju mobil dan pulang kerumah.
Samapi dirumah aku langsung nimbrung ke kamar, tak kusapa kedua kakakku yang sedang bermain kartu, aku lansung ganti baju dan ambil air wudlu, ini solat pertama setelah satu tahun aku mogok solat,tak tahu alasannya apa. Dalam solatku, aku menangis sejadi-jadinya, meratapi hidupku yang begitu meradang, gersang akan agama. Kutumpahkan semua air mataku, ku mengadu kepada Allah apa yang sedang aku hadapi, aku meminta petunjukNya, meminta agar diberi pencerahan selalu. Setelah habis solat, wuish…..begitu segar atmosfer jiwaku, tekanan badanku begitu terasa ringan seperti semua permasalah hidupku menguap dari tubuhku, indah, segar, tenang, sejuk, rindang. Kenapa aku tidak melakukan ini sebelumnya, begitu damai jiwa habis mealkukan solat. Mungkin ini yang menyebabkan orang yang sering solat wajahnya kelihatan sangat teduh, seperti wajah Ginandra, mungkin mereka mersakan keteduhan dlam melakukan solat.
Hari minggu tiba, seperti biasa aku, ayah, mama, dan kedua kakakku berkumpul di ruang keluarga. Berbincang-bincang dan mendiskusikan apa yang telah kami alami minggu ini. Jadi hari minggu menjadi hari kumpul keluarga. Di tengah perbincangan yang asik, tiba-tiba aku mendengar suara adzan, tak tanggung-tanggung aku langsung beranjak dari kursi ku dan cepat-cepat ingin mengambil air wudlu.
“ Za, kamu mau kemana?” Tanya kak Thio
“solat…” jawabku
“ tumben biasanya satu minggu sekali baru sholat” ejeknya dengan tertawa terbahak-bahak
“ wis tobat abangku tersayang” jawabku
Merekapun tertawa sejadi-jadinya, bukannya ikut sholat malah tertawa, dasar abang pekok
Sehabis sholat aku berbaring di kasur dan tiba-tiba hpku berdering
“halo, assalamualaikum” sapaku
“walaikumsalam, tumben pakai salam,eh bukan just kiddingku. Za aku ingin berbicara denganmu, punya waktukan buatku?” bujuk Rhene
“iya , apa?”
“gimana Za, masak kamu gak kenal sama dia, kata Felixa kamu sepenelitian dengan dia, masakkamu gak kenal?” Tanya Rhene dengan nada ambisius
“o……dia , aku kenal, dia tu bla …..bla….bla….bla…” celotehku, sebenarnya aku bosan dengar Rhene Tanya tentang Ginandra padaku, tapi mau apalagi dia sahabatku, nanti kalau aku gak mau dibilang gak setia kawan.
Hari demi hari ku lewati dengan damai. Aku sekarang lebih konsentrasi pada agama, entah mengapa. Aku sering sharing-sharing agam dengan Ginandra di sela-sela nunggu pak Heru. Mengasikkan pokonya, ternyata belajar agama tak seburuk apa yang aku bayangkan. Mungkin Karena ada teman diskusi dan tidak terasa telah dua bulan aku dan Ginandra menjalani pelatihan, akhirnya kami berdua lolos ke tingkat nasional.
“hai Fe, Rhene sekarang kok tambah alim, sekarang dia sering ke masjiid untuk solat, terus gak ngajak kita-kita lagi” keluhku pada Felixa
“ ya iyalah Za…, kamu tu ya, kayak gak tau aja kalau Rhene udah jatuh cintrong,maksudku jatuh cinta. She will do everything to get what she want” jawab nya
“oh, ya masak sih” entengku
“iya, masak kamu gak inget waktu dia jatuh cinta dengan Dion,anak ips yang sekarang jadi vokalis band di sekolah kita. Rhene bela-belain ikut les vocal di seattle biar bisa masuk band sekolah,tapi tau sendirikan gimana suara Rhene, tetap cempreng. Tau gak berapabiaya les vocal di seattle, tiga kali les di sana, uangnya bisa buat beli laptop, lumayan kan” jawab Felixa
“oalah, aku tahu sekarang kenapa Rhene rajin ke masjiid soalnya Ginandra tongkrongannya gak di seattle, iya to” candaku sambil tertawa dengan Felixa
“hem….manut” jawab Felixa
Ternyata Rhene jatuh cinta sama Ginandra, haduh kenapa hatiku rada cemburu, apakah ini bertanda kalau aku juga suka sama Ginandra, tapi jangan sampai jatuh cinta dengan orang yang sama yang ditaksir sahabatku, bisa-bisa berabe.
“eh Za…kamu tau gak, aku tadi ketemu dengan Ginandra, terus dia senyum padaku, oh…manisnya. Tapi sayangnya dia kelihatan sedikit capek ato sakit, facenya sedikit pucat.” Papar Rhene
“hah dia sakit!!!!” belalakku
“eh…kamu tu apa-apaan sih, gak usah sok perhatian gitu, biasanya kamu tu cuek kalau ada kabar tentang Ginandra” kata Rhene dengan nada agak cemburu
“a….apa…gak kok, kan sebagai temen itu kan harus tau keadaan teman,masak gitu aja cemburu” sergahku
“o….kirain, tapi awas kalau kamu sampai naksir sama dia, berarti kita saingan”
“iyo….iyo, slow wae, aku juga sudah punya Daniel” belaku
Tapi sebetulnya aku khawatir dengan keadaannya, tidak tau kenapa perasaan ini begitu cepat menghinggapiku. Saat pelatihan Ginandra gak datang, kata pak Heru dia hanya panas, dan Insyaallah akan bisa berangkat ke Jawa Tengah untuk menghadiri undangan final karya ilmiah remja tingkat nasional, gak sabar aku menunggu.
Keesokan harinya, aku diantar Kak Theo ke Jawa Tengah, kota ku dengan Jawa Tengah tidak cukup jauh, hanya memerlukan waktu lima belas menit sampai di gedung pertemuan. Sampai di gedung aku dan kakaku langsung di sambut oleh mbak-mbak cantik yang membawa kalung bunga yang akan di kalungkan di leherku sebagai tanda kehormatan panitia kepada finalis.
Suasana di dalam gedung begitu mewah, karpet merah telah di gelar untuk menyambut para tamu kehormatan. Dinding – dinding putih yang telah di dekorasi dengan bunga-bunga di setiap sudut, tak lupa pula terdapat patung-patung kecil yang menghiasi dinding. Meja-meja bundar telah tertata rapi dengan kursi yang mengelilingi meja, meja dan kursi di balut dengan kain putih yang direnda-renda yang panjang taplak meja menyentuh lantai. Suasana di dalam gedung lebih mirip dengan acara resepsi pernikahan. Aku lansung menuju meja paling depan,bergabung dengan pak Heru.
“gimana persaanmu nak?” Tanya pak Heru yang sorot matanya harap-harap cemas
“ehm….sedikit tegang pak” jawabku “hla Ginandra mana pak?”
“ dia mungkin lagi dalam perjalanan” tenang pak Heru
“mungkin” adalah kata yang paling aku benci, karena menuju ketidakpastian bahkan keputus asaan. Acara berlangsung meriah. Para tamu disuguhi makanan tradisional khas Jawa Tengah, mulai dari camilan sampai makan besar. Tak lupa juga acara ini dihadiri oleh menteri pendidikan RI. Dalam acara ini para tamu juga dihibur dengan tarian-tarian tradisional oleh para siswa dari Jawa Tengah.wow…existing. kulihat Ginandra lagi menikamati makanan yang telah di hidangkan.
“hey Ginandra, lagi datang ya….sama siapa, kok aku gak lihat kamu datang?” tanyaku
“enggak kok, suadah lumayan lama, kalian aja yang asik menikmati acara ini, iya kan? Jawab Ginandra
“iya sih” kataku
“oh ya Za…aku pergi dulu ya…..%$#*$#%” kata Ginandra samar-samar, aku tak begitu dengar suaranya, karena mc bilang mentri pendidikan akan mengadakan talkshow sekitar sepeuluh menit, para penonton riuh bertepuk tangan, aku juga ikut bertepuk tangan dan memperhatikan pak menteri, sehingga apa yang diakatakan Ginandra gak begitu aku dengar, langsung aja aku katakana ya…
Acara demi acara telah selesai, dan acara terakhir yang paling ditunggu-tunggu oleh para hadirin, yaitu pengumuman hasil karya ilmiah.
“hadirin yang saya hormati, sudah saatnya kami sampaikan siapa yang menjadi juara dalam lomba karya ilmiah remaja tahun 2009/2010 tingkat nasional” kata mc dengan penuh semangat 45
“hadirin juara 3 diraih oleh Rhenata Abhi Cakrakeswara dari SMA 1 Balikpapan, tepuk tangan untuk dia, dan silahkan maju ke depan bagi ananda Rheneta untuk menerima penghargaan”
Tak pa baru juara tiga, masih ada dua dan Satu
“ juara 2 diraih oleh…..Latiana Yoga Helga, dari SMA 3 Bandung,……………………..”
Haduh………. masih belum dapat juara, pengumuman yang tadi cukup menegangkan karena Mc bilang huruf L nya panjang banget, kan jadi aku optimis kalau L itu Lethisa,e….ternyata Latiana tak apalah jangan meyerah,mungkin aku juara selanjutnya
“dan ini dia juara kita dan juara sejati kita, dia adalah………………” suasana gedung sangat tenang sekali menunggu siapa juara sejati itu “ dia adalah Ginandra Maulana dari SMA Lentera Bhakti Yogyakarta, beri aplous yang meriah untuk dia, dan untuk ananda Ginandra dari kontingen Yogyakarta silahkan maju ke depan untuk menerima penghargaan”kata Mc dengan penuh semangat
Suara gemuruh tepuk tangan para hadirin menggungcang gedung, gedung serasa mau rubuh, semua mata tertuju memandang meja kontingen Yogyakarta yang berada di depan tengah,mereka ingin tahu siapa juara itu. Persaanku sedikit sedih karena aku tak jadi juara, tapi ada juga persaan senang karena juara satu karya ilmiah remaja tahun 2009/2010 adalah temanku.
“di harap maju untuk juara 1,karena penyerahan hadiah akan segera dilakukan oleh mentri pendidikan RI…” suruh Mc
Tapi mana Ginandra, kenapa dia tidak maju keatas podium, semua mat liar mencari siapa itu sosok Ginandra. Kukira dia sudah maju,tapi kemanakah dia?. Tiba-tiba pak heru maju ke podium ngapain pak heru ke podium? Bukankah itu adalah hak Ginadra.
“Assalamualaikum…….” Kata pak Heru
Semua mata memandang pak Heru, mereka terbelalak karena mereka mengira pak Heru itu Ginandra
“tenang-tenang, saya bukan Ginandra, saya gurunya. Saya disini hanya mewakilli dia dan ada sebuah kabar yang harus saya sampaikan kepada anda semua” kata pak Heru tenang
Para penonton lega, ternyata dia buak Ginandra
Kulihat tampamg pak Heru yang tiba-tiba berubah pucat pasi, apakah dia gerogi, masak sampai segitunya, air matanya keluar lagi, haduh,…..msak kayak gitu aja nangis
“para hadirin……… inalillahi wa inailahihi rojiun, telah meninggal dunia dengan damai, juara kita Ginandra Maulana” suara pak Heru dengan begitu berduka,
Rasanya badan ini mau runtuh,tergulai, tersapu,tak bisa bergerak,tak mungkin tadi dia baru saja pamitan padaku ingin ke kamar mandi, tapi kenapa dia di rumah sakit, terus tadi siapa?
Semua mata terbelalak, mereka sngat terkejut, ada yang berteriak, adayang menangis tersedu-sedu, ada yang hampir pingsan, semua tetap tak percaya bahwa pemenang, sang juara telah tiada,inalilahi wa inailaihi rojiun.
**************************
Setelah menghadiri pemakaman Ginandra, aku langsung berbaring di kasurku, memikirkan apa yang telah aku alami, tak terasa telah setahun aku lebih dekat dengan Allah. Semua karena tak lain adanya Ginandra yang telah membimbingku, tapi aku yakin itu semua kerena kehendak Allah SWT. Terimakasih Allah, Kau telah menghadirkanku seorang malaikat yang mulia, yang meununtunku kejalan yang benar,jalan yang lurus, jalanyang Kau ridhoi, tapi kini kau telah memanggil malaikatku,terimakasih Allah atas hidayahMu, aku ikhlas. Tak terasa, air mata leleh di pipi ku, mengalir deras bagaikan hujan deras di bulan Desember.